Program pasar bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan
dimulai akhir tahun ini. Indonesia sebagai pasar terbesar di ASEAN
otomatis jadi ladang bagi pengusaha dalam dan luar negeri untuk meraup
pundi-pundi keuntungan.
Agar tidak tergulung kekuatan pengusaha asing, perlu kerja sama semua
pihak untuk menguatkan pasar dalam negerinya. Salah satunya dengan
memperkuat peran pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).
Direktur Pesta Wirausaha Komunitas Tangan Di Atas, Mustofa Romdloni
menuturkan, dengan minimnya persiapan dan kemampuan, Indonesia
kemungkinan besar hanya menjadi pasar. Wajar saja mengingat 40 persen
dari total penduduk ASEAN ada di Indonesia.
"Dibukanya perdagangan bebas MEA di akhir tahun 2015, membuat
khawatir banyak pihak," kata Mustofa kepada merdeka.com, Jumat (3/4)
kemarin.
Komunitas Tangan Di Atas ingin memperkuat semangat juang pengusaha
UMKM menghadapi era keterbukaan. Beberapa hal perlu diketahui untuk bisa
bertahan dan memenangkan persaingan. Tidak soal penjualan saja tapi
juga motivasi untuk memperkuat daya juang. Ini menjadi bagian penting
dalam menjalani usaha.
"Dalam dunia usaha, kemampuan penjualan dan pemasaran, produk dan
produksi, sistem bisnis, keuangan, sumber daya manusia, hukum,
kepemimpinan dan sebagainya, adalah beberapa hal utama yang selalu
berusaha ditingkatkan," ujarnya.
Komunitasnya ini menargetkan melahirkan puluhan ribu pengusaha yang
siap dijadikan miliarder baru Indonesia. "Misinya adalah menciptakan
10.000 pengusaha miliarder hingga tahun 2018," terangnya.
0 Response to "Rahasia memenangkan persaingan bisnis saat pasar bebas ASEAN"
Post a Comment
" terima kasih sudah membaca blog saya, semoga bermanfaat "